Menuju Pilkada 2024, Aliansi Ormas Islam Sumut Ajak Masyarakat Jadi Smart Voter. (Foto : Istimewa)
Acara ini menghadirkan lima narasumber terkemuka untuk membedah isu-isu krusial seputar pemilihan kepala daerah mendatang.
Tumpal Panggabean, Ketua ICMI Muda Pusat, membuka diskusi dengan mengungkap fenomena menarik dalam konstelasi politik terkini.
"Kita melihat adanya kelompok kanan yang justru mendukung calon dari partai non-kanan. Ini merupakan dinamika baru yang patut kita cermati," ujarnya.
Tumpal juga menekankan pengaruh signifikan Aliansi Ormas Islam dalam membentuk opini publik, khususnya terkait sikap anti terhadap pasangan calon pelangi.
Melanjutkan diskusi, Prof. Warjio dari UINSU memaparkan konsep "smart voter" atau pemilih cerdas.
"Kita perlu memahami bahwa menjadi pemilih cerdas bukan hanya soal hari pemilihan saja. Ada tiga tahap penting, yakni pra-pemilihan, saat pemilihan, dan pasca-pemilihan," jelasnya.
Senada dengan Warjio, Dr. Elly Warnisyah Harahap merinci kriteria pemilih cerdas yang diharapkan dapat menjadi panduan bagi masyarakat.
Zulkarnain, Ketua Aliansi Ormas Islam Sumut, menyoroti pengalaman Aliansi Ormas Islam dalam berinteraksi dengan calon kepala daerah.
"Kami pernah membuat kontrak politik dengan calon gubernur sebelumnya, tapi sayangnya tidak terlaksana setelah kepala daerah tersebut menjabat," ungkapnya.
Zulkarnain menambahkan, saat ini pilihan kita seolah antara memilih orang buta atau orang bisu.
"Namun, kami akan terus berjuang menyuarakan pentingnya pemimpin yang memegang teguh norma Islam," katanya.
Mengakhiri rangkaian presentasi, Dr. Bakhrul Khair Amal dari UNIMED menekankan pentingnya sikap realistis dalam memilih. "Visi misi yang muluk-muluk tak akan berhasil jika tak ada substansi. Pemilih harus jeli melihat track record dan kapabilitas calon pemimpin," ujarnya.
Dialog kebangsaan ini rencananya akan dilanjutkan di berbagai kampus lain seperti USU, serta wilayah Deli Serdang, Binjai, dan Langkat.
Inisiatif ini bertujuan memperluas edukasi politik dan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam Pilkada 2024.
"Kami berharap melalui rangkaian dialog ini, masyarakat Sumut bisa lebih kritis dan bijak dalam menentukan pilihan. Ini bukan sekadar soal memilih, tapi juga membangun masa depan untuk anak cucu kita" tutup Zulkarnain.
Dengan maraknya diskusi semacam ini, optimisme tumbuh bahwa pemilih Sumatera Utara akan semakin cerdas dan bijaksana dalam menggunakan hak pilihnya, demi mewujudkan pemimpin yang benar-benar berkeadilan dan membawa kemajuan bagi daerah. (*)